Karakter Diri Juz 4 ( Realistis dan Perayu )


JUZ 4

 

1. Profil

Juz ini terdiri atas dua surat yang sama-sama tidak utuh, yaitu

surat ke-3 (Ali-Imran) 109 ayat, dan surat ke-4 (an-Nisaa) 23 ayat.

Berikut daftar nama surat dan jumlah ayat pada juz 4.

1. 3 Ali-Imran  (109)  92–200   Keluarga Imran

2. 4 An-Nisaa   (23)      1 – 23  Perempuan

Jumlah ayat ( 132 ).

Dari 30 uz yang ada dalam al-Quran, hanya juz 4 dan juz 6 yang

merupakan juz di mana tanda ’ainnya paling sedikit, yaitu 14.

 

2. Karakter Juz 4

Juz 4 sandi tentang pasangan lelaki perempuan yang menyatu

dalam suatu ikatan perkawinan, atau juga lambang dari sebuah

keluarga atau suami-istri. Lambang dari sebuah komitmen dua insan

yang ingin hidup bersama dalam suatu ikatan pernikahan.

Perempuan dan laki-laki, dalam ajaran agama memiliki hak melakukan

ritual secara berbeda. Pada juz ini, surat an-Nisaa hanya terdiri

atas 23 ayat. Ini suatu sandi bahwa sebagai seorang pribadi, wanita

hanya dapat atau berhak melakukan kegiatan ritual selama 23 hari

dalam satu bulan (Qomariyah). Sedangkan sisanya, 7 hari untuk

melakukan bersih diri. Jadi, dibuat rata-rata seorang wanita akan

mengalami menstruasi selama 7 hari dalam sebulan. Dan selama itu

pula ia dapat bebas dari kegiatan ritual.

Oleh karena juz 4 merupakan sandi tentang keluarga atau pasangan

suami-istri, maka juz tersebut juga dapat dijadikan sebagai sarana

ritual bagi seseorang yang mengalami keretakan dalam hubungan

pernikahannya. Untuk mengikat kembali tali pernikahan, atau lebih

tepatnya komitmen semula, yang telah mengalami keretakan, sese orang dapat membaca juz 4 secara rutin. Dalam batas tertentu,

hubungan suami-istri yang ”tidak harmonis” yang disebabkan perbedaan

persepsi, dapat diantisipasi dengan cara membaca juz 4, baik

suami maupun istri. Artinya, jika keduanya memang sama-sama

menginginkan adanya pemulihan kembali suasana keharmonisan

rumah tangganya.

Surat Ali-Imran berisi 200 ayat, 91 ayat ikut juz 3, dan 109 ayat

ikut juz 4. Pembagian ini nampaknya tidak seimbang. Tetapi apabila

dimampatkan, angka-angka tersebut akan sama nilainya. Angka 109

= 10 = 1, dan angka 91 = 10 = 1. Angka 1 sama dengan ( ) yang berarti

pribadi atau otak. Ini berarti bahwa bahwa setiap unsur surat

(dalam hal ini surat an-Nisaa) dalam suatu juz mengandung unsur

kepribadian atau karakteristik tertentu. Dengan kata lain, juz ini

sebuah gambaran mengenai pribadi seseorang.

Juz 4 juga lambang tentang peran ganda seorang wanita. Seorang

juz 4, apabila ia wanita, dapat menjadi seorang ibu yang baik dalam

memelihara anak-anaknya. Dalam dirinya telah terpateri suatu

kodrat sebagai pendampig setia seorang laki-laki (suami). Dua surat

yang berlawanan menjadi satu dalam dirinya. Ia seorang lelaki (Ali-

Imran) dan sekaligus seorang wanita (an-Nisaa). Jika ia seorang

lelaki, juga dapat berperan sebagai ibu terhadap anak-anaknya.

Apa makna juz 4 dalam sebuah rumah tangga? Seorang ibu

rumah tangga, ketika suami pergi berburu atau mencari nafkah di

tempat yang jauh, ia dapat berperan sebagai seorang ayah terhadap

anak-anaknya. Seorang juz 4 wanita, atau yang telah menjadi ibu

dari anak-anak, ketika ia ditinggal ”mati” oleh suaminya, pada

umumnya sangat ”sulit” untuk kawin lagi. Ia cenderung kemudian

ber-peran sebagai ibu dan ayah sekaligus. Demikian juga sebaliknya,

jika seorang juz 4 laki-laki.

Seorang juz 4 pada umumnya memiliki kelebihan atau kekuatan

fisik yang begitu tinggi. Ia akan tetap sehat justru apabila tetap bergerak

atau bekerja. Sebaliknya, jika menganggur, ia bisa jadi akan

mengalami ”sakit-sakitan”. Dia tipe seorang pekerja tulen.

 

Cetak-tebal pada juz 4 ( Lantanaaluu). Ini berarti bahwa, pada suatu

saat, seorang juz 4 menampakkan sikapnya yang begitu ”manja”,

atau ketergantungan terhadap orang lain. Tetapi di saat yang lain, ia

begitu tampak tegar dan mandiri. Di sinilah letak kontradiktifnya.

Ketika sifatnya yang tegar muncul, maka egoismenya juga muncul.

Ia begitu keras kepala. Tetapi begitu sikap kemandiriannya muncul,

ia sangat lemah dan sangat tergantung pada orang lain.

Namun demikian, seorang juz 4 dalam dirinya memiliki romantisme

yang begitu tinggi. Ia gambaran tentang pertemuan antara dua

insan yang berbeda jenis. Ketika kedua jenis manusia bertemu dalam

satu kesatuan kasih dan sayang, maka yang akan muncul romantisme.

Di samping, bahwa dialah orang yang memiliki kekuatan

seksualitas ganda.

Namun demikian, seorang juz 4 sebaiknya tidak dikecewakan

oleh hubungan ”kasih-sayang” lawan jenis. Misalnya, jangan

sampai seorang juz 4 mengalami ”patah hati”. Sebab jika ini terjadi,

lebih memungkinkan ia untuk mengkompensasikan kekecewaannya

dalam bentuk ”selibat permanen” (membujang) terus, atau menjadi

perawan seumur hidup. Dalam dirinya, ada mekanisme yang membuat

ia dapat menjadi seorang laki-laki dan sekaligus perempuan,

sehingga dapat membuat menjadi ”dingin” dalam masalah seksual.

Karena sifatnya yang ganda, maka berbagai bidang dapat ia

tekuni secara baik. Jika ia seorang wanita, akan sangat cocok untuk

menjadi seorang wanita karir, yang sangat menekuni bidang kerjanya.

Sebaliknya, ia juga mampu untuk menjadi seorang ibu rumah

tangga yang baik, dalam mendidik dan memelihara anak, maupun

dalam ”melayani” suami. Namun demikian, ia bukanlah seorang

wanita sejati. Sebab dalam dirinya terdapat unsur kelelakian (Ali-

Imran).

3. Keilmuan

Jika dilihat dari segi keilmuannya, maka juz 4 dapat dipakai

untuk memahami kondisi psikologis seorang anak umur 4 tahun.

Pada juz ini ada dua kutub yang berlawanan bergabung menjadi

satu. Angka 4 sama dengan huruf ( Tsa ) suatu wadah dengan 3 titik.

Hal ini berarti bahwa pada usia memasuki 4 tahun, cara berpikir

seorang anak terfokus pada suatu wadah. Misalnya, rumah di mana

dia tinggal, ayah yang penyayang, ibu yang penuh kasih dan diri

sendiri.

Bentuk hubungan di antara anggota keluarga akan terpateri di

alam bawah sadarnya. Oleh karena itu, hubungan antara ayah

(Imran) dan sang ibu (an-Nisaa) yang akrab dan serasi suatu cermin

yang sangat dibutuhkan bagi pembentukan kejiwaan si anak pada

usia ini. Apabila di dalam rumah, hubungan antara sang ayah dan

ibu kurang serasi, apalagi terjadi perceraian, misalnya, maka kesan

buruk akan tertanam pada diri si anak, dan tentu saja hal ini akan

memiliki efek kejiwaan yang amat buruk pula.

4. Kelemahan dan Kelebihan

Jika dilihat dengan sistem 11, maka kelemahan seorang juz 4 terletak

pada bagian tulang dan atau paru-paru. Namun, kelemahan

yang sering muncul dalam diri seorang juz 4 pada umumnya pada

bagian betis kaki sebelah kiri. Juz pemampatan yang mirip dengan

juz 4 adalah juz 13 dan juz 22. Oleh karena itu, sistem 11 juz 4

sama dengan juz-juz tersebut.

 

Tinggalkan komentar