Konektifitas Basmalah dan Sistematika Al Quran (Berdasarkan Analisa Numerik Al Quran)


Sudah sangat banyak kalangan yang membahas tentang keutamaan Basmalah. Hal ini membuktikan betapa luar biasa kandungan ilmu yang terkandung di dalamnya. Dan bagi paradigma numerik Al Quran hal ini pun menjadi prioritas perhatian yang sangat vital, karena terbukti dengan berbagai macam cara pandang, Basmalah bisa “menceritakan” dan menguak khasanah ilmu yang tak terhingga. Sebelumnyapun telah disampaikan bagaimana sistematika Basmalah pada Al Quran format 18 baris, ternyata dapat membentuk Grafik Lafadz Allah. Termasuk Pembuktian 17 raakaat shalat dari abjad-abjad yang terkandung di Basmalah. Namun kali ini akan disampaikan beberapa hal lain diantaranya :Awal Muasal Lafadz Basmalah

awal basmalah

Penjelasan :

  • Dalam lafadz Basmalah terdapat 3 abjad yang bertitik, yaitu abjad BA (abjad ke 2), abjad NUN (abjad ke 25) dan abjad YA (abjad ke 30)
  • Abjad yang bertitik 1 yaitu BA dan NUN digabungkan dan dijumlahkan sehingga menjadi : BA + NUN = 2 + 25 = 27
  • Abjad YA (30) tetap berdiri sendiri karena memiliki 2 buah titik
  • Nilai 27 pada point b, dikonversikan sebagai nomor surat di Al Quran yaitu Qs. 27 An Naml dan nilai 30 pada point c, dikonversikan sebagai nomor ayat pada Qs. 27 An Naml, sehingga formasi penggabungannya menjadi Qs. 27 An Naml 30
  • 27 An Naml Ayat ke 30, adalah merupakan satu-satunya ayat di Al Quran yang mengandung lafadz Basmalah, dan dari ayat inilah awal bermulanya lafadz Basmalah tersebut.
  • Ternyata, dengan kodifikasi pada titik-titik 3 abjadnya nya, basmalah telah “bercerita dan menginformasikan” mengenai kedudukan dan dari mana awal muasalnya ia bermula.

9 At Taubah TIDAK Diawali oleh Basmalah

  • Pada uraian kali ini masih berhubungan dengan penjumlahan 2 abjad yang bertitik satu (BA dan NUN), yaitu 2 + 25 = 27, nilai ini sebelumnya dikonversikan sebagai nomor surat.
  • Selanjutnya ke 2 variabel dalam nilai 27, kembali dijumlahkan menjadi : 2 + 7 = 9.
  • Lalu nilai 9 dikonversikan menjadi nomor surat dalam Al Quran yaitu Qs. 9, At Taubah.
  • 9, At Taubah adalah satu-satunya surat di Al Quran yang tidak diawali oleh Basmalah.

Korelasi Basmalah dan Keseimbangan 114 Surat

  • Dalam uraian ini merujuk pada Qs. 89, Al Fajr ayat ke 3 “Demi (bilangan) genap dan ganjil”.
  • Di Al Quran terdapat 114 surat dengan 60 surat yang ayatnya berjumlah GENAP dan selebihnya terdapat 54 surat yang memiliki ayat berjumlah GANJIL
  • Dari 60 surat yang berjumlah ayat genap, terdiri dari 30 surat dengan nomor surat GENAP dan 30 surat dengan nomor surat GANJIL, sedangkan dari 54 surat yang berjumlah ayat GENAP, terdiri 27 surat dengan nomor surat GENAP dan 27 surat dengan nomor surat GANJIL
  • Variabel nilai 27 dan 30 adalah bersetara dengan Qs. 27 An Naml ayat 30 (ayat yang mengandung Basmalah atau merupakan tempat bermulanya lafadz Basmalah). Pemilahan kelompok surat GENAP dan GANJIL di atas tergambar dalam skema di bawah ini :

skema penjelasan 27-30 (Genap Ganjil)

Pemilahan 114 surat sesuai skema di atas adalah sbb :

Daftar Surat  27-30 (Genap Ganjil)

Sehubungan dengan keseimbangan di atas, mari kita renungkan ayat sbb :

(Allah) Yang Menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Tidak akan kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pengasih. Maka lihatlah sekali lagi, adakah kamu lihat sesuatu yang cacat? (Qs. 67-Al Mulk ayat 3)

Peleburan Basmalah dalam 114 Nomor Surat di Al Quran

Sebelumnya, perlu diperhitungkan dulu berpakah nilai numerik dari lafadz Basmalah, yang diperlihatkan pada skema di bawah ini :

235-1

Catatan : Pada Paradigma Numerik Al Quran, lafadz ALLAH, tidak akan di uraikan abjad per abjad, karena memang sudah ketentuannya bahwa “ALLAH” tidak dapat di uraikan (ALLAH tidak dapat dan tidak boleh dihitung). Karena apapun yang didapat dari hasil perhitungan tentang lafadz ALLAH, tetap saja tidak akan menggambarkan/menjelaskan sedikitpun tentang ALLAH yang MAHA TAK TERBATAS dan TAK TERSENTUH OLEH ALAM FIKIR MANUSIA.

Berdasarkan nilai numerik dari lafadz Basmalah (235) di atas, kemudian dikoneksikan kepada sistem digital pada 114 nomor surat di Al Quran, yang terdiri dari 1 digit, 2 digit dan 3 digit. Seperti yang terlihat pada gambar di bawah ini :

sistem digital basmalah

Penjelasan :

  • Skema di atas adalah tentang penjabaran sistem digit dari 114 nomor surat di Al Quran yang berjumlah 235 digit (nilai Basmalah)
  • Sebelum nomor surat pertama, turut disertakan digit 0 (nol), karena pada kenyataannya, Al Quran selalu dimulai dengan 1 buah halaman kosong setelah itu baru di awali dengan Qs. 1 Al Faatihah pada halaman ke 2, ini membuktikan bahwa nilai nol tersebut termasuk dalam sebuah kelengkapan Al Quran.
  • Penjabaran skema di atas, sesuai dengan nilai Basmalah (235) itu sendiri yakni terdiri dari 23 kolom dan 5 baris. Karena nilai 115 pun bisa diperoleh dengan hasil perkalian 1 x 115 dan 23 x 5. Terbukti dengan pembagian semacam ini, pemilahannya tepat terbagi secara merata.
  • Hasil penjumlahan nilai digit sebanyak 114 nomor surat menghasilkan jumlah sebanyak 235 digit, atau sama dengan nilai Basmalah.

Disini terlihat bahwa makna kedalaman ilmu Basmalah sangatlah luar biasa dan tidak sesederhana yang dipahami selama ini, keilmuan Basmalah merupakan sebuah sistematika yang menyatu dalam Al Quran. Ilmu tentang Basmalah sekaligus dengan penyikapannya, harus selalu menyertai setiap penelaahan, pemahaman dan penerapan ilmu Al Quran.

Pesan Lafadz Basmalah tentang Muhammad saw Rahmatan lil ‘alamin

Berbeda dengan uraian-uraian sebelumnya dimana nilai-nilai pada basmallah dijabarkan sebagai nomor surat. Kali ini penjabaran atas nilai-nilai yang ada pada lafadz Basmalah akan ditinjau dan dikonversikan sebagai jumlah ayat. Untuk lebih memudahkan akan disederhanakan dalam skema di bawah ini :

basmalah & 6 massa (1)

Penjelasan :

  1. Lafadz Bismi bernilai :
  • 2 + 12 + 24 = 38
  1. Lafadz dari 2 Asma ul Husna yaitu Ar Rahman dan Ar Rahim di gabungkan dan dipasangkan sesuai kesetaraan letak abjadnya (seperti terlihat dalam skema di atas).
  2. Lalu masing-masing abjadnya dijumlahkan sesuai pasangan abjadnya, sehingga diperoleh nilai sebagai berikut:
  • 31 + 31 =    62
  • 10 + 10 =    20
  • 6 + 6    =    12
  • 24 + 30 =    54
  • 25 + 24 =    49
  1. Kemudian masing-masing nilai tersebut dikonversikan menjadi jumlah ayat diantara 114 surat di Al Quran, seperti penjelasan di bawah ini :
  • Nilai 38 adalah merupakan jumlah ayat dari Qs. 47 Muhammad
  • Nilai 62 adalah merupakan jumlah ayat dari Qs. 53 An Najm
  • Nilai 20 adalah merupakan jumlah ayat dari 2 buah surat yaitu Qs. 73 Al Muzammil dan Qs. 90 Al Balad
  • Nilai 12 adalah merupakan jumlah ayat dari 2 buah surat yaitu Qs. 65 Ath Thalaq dan Qs. 66 At Tahrim
  • Nilai 54 adalah merupakan jumlah ayat dari 2 buah surat yaitu Qs. 34 Saba dan Qs. 41 Al Fushilat/Hamim As Sajdah
  • Nilai 49 adalah merupakan jumlah ayat dari Qs. 52 Ath Thur
  • Dengan penjabaran seperti di atas, maka kelanjutan dari skema sebelumnya menjadi :

basmalah & 6 massa

Penjelasan :

  • Di bawah Qs. 47 Muhammad adalah Qs. 53 An Najm (Bintang) perwakilan dari benda di angkasa, yang mewakili wilayah langit (samawati).
  • Pada bagian terbawah, adalah Qs. 52 Ath Thur (Bukit) perwakilan dari benda yang berada di bumi (ardhi).
  • Diantara ke 2 nya (langit dan bumi) terdapat 6 surat yang jumlah ayatnya sama di setiap 2 nomor surat (20 ayat, 12 ayat dan 54 ayat), sehingga menjadi 3 pasang surat atau terdiri dari 6 surat. Hal ini menunjukkan bahwa apapun yang ada di alam semesta ini Allah ciptakan seluruhnya dengan seimbang dan serba berpasangan.
  • Mengenai 6 buah surat yang memiliki ayat berpasangan ini, sesuai dengan penjelasan beberapa ayat (tentang penciptaan langit dan bumi dalam 6 masa) di bawah ini :

Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas ‘Arsy. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha Suci Allah, Tuhan semesta alam.(Qs. 7 Al A’raaf ayat 54)

 Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah Yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas ‘Arsy untuk mengatur segala urusan. Tiada seorang pun yang akan memberi syafaat kecuali sesudah ada izin-Nya. (Zat) yang demikian itulah Allah, Tuhan kamu, maka sembahlah Dia. Maka apakah kamu tidak mengambil pelajaran? (Qs. 10 Yuunus ayat 3)

Dan Dia-lah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, dan adalah Arsy-Nya di atas air, agar Dia menguji siapakah di antara kamu yang lebih baik amalnya, dan jika kamu berkata: “Sesungguhnya kamu akan dibangkitkan sesudah mati”, niscaya orang-orang yang kafir itu akan berkata: “Ini tidak lain hanyalah sihir yang nyata”. (Qs. 11 Huud ayat 7)

Yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas Arasy, (Dialah) Yang Maha Pemurah, maka tanyakanlah (tentang Allah) kepada yang lebih mengetahui (Muhammad) tentang Dia. (Qs. 25 Al Furqaan ayat59)

 Allah-lah yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas `arsy. Tidak ada bagi kamu selain daripada-Nya seorang penolong pun dan tidak (pula) seorang pemberi syafa`at. Maka apakah kamu tidak memperhatikan? (Qs. 32 As Sajdah ayat 4)

 Dan sesungguhnya telah Kami ciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya dalam enam masa, dan Kami sedikit pun tidak ditimpa keletihan. (Qs. 50 Qaaf ayat 38)

Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa; Kemudian Dia bersemayam di atas `Arsy Dia mengetahui apa yang masuk ke dalam bumi dan apa yang keluar daripadanya dan apa yang turun dari langit dan apa yang naik kepadanya. Dan Dia bersama kamu di mana saja kamu berada. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan. (Qs. 57 Al Hadiid ayat 4)

  • Kemudian, dari simbol langit dan bumi yang terwakili dengan Qs. 52 dan Qs. 53 tersebut, apabila dijumlahkan ke dua nilai tersebut menghasilkan nilai : 53 + 52 = 105. Surat ke 105 adalah Al Fiil (Gajah), surat ini bercerita tentang kisah penyerbuan pasukan gajah untuk menghancurkan ka’bah, namun kemudian Allah selamatkan bangunan suci ummat Islam tersebut dengan menurunkan bala tentara burung ababil yang meluluhlantakan pasukan gajah tersebut.
  • Selain itu, pada tahun yang sama pula (sering disebut sebagai tahun gajah) seorang hamba Allah yang termulia Rasulullah Muhammad saw, lahir dan hadir ke muka bumi ini, sebagai awal pencerahan bagi seluruh ummat manusia dan alam semesta ini, dari kejahiliahan dan kegelapan menuju cahaya Islam yang terang benderang.

Skema di atas, memberikan sebuah pembuktian tentang nabi Muhammad saw (sejak awal ia dilahirkan), adalah benar sebagai rahmatan lil ‘alamiin (terbentang dari langit sampai kebumi). Pengertian rahmatan lil ‘alamin disini, tentulah bukan sekedar dipandang dari sisi rasul sebagai sesosok figur saja, akan tetapi sudah termaktub di dalamnya seluruh ajaran dan risalah yang beliau terima dan sampaikan kepada ummatnya, yaitu Al Quran dan sunnahnya. Bukankah rasulullah dikenal juga dengan sebutan Al Quran yang berjalan? Tentunya bukan sekedar berjalan pada masa hidupnya saja, akan tetapi merupakan perjalanan dari seluruh risalahnya sepanjang masa, menembus gerbang-gerbang waktu dari zaman kezaman, hingga ketika hari kiamat tiba. Dari skema tersebut dijelaskan pula, bahwa diantara langit dan bumi, Allah ciptakan seluruh makhlukNya baik yang hidup maupun benda mati, serba berpasangan dan serba seimbang.

Masih dalam hubungannya dengan skema di atas, sebaiknya perlu kita simak pula firman Allah di bawah ini :

Dan tiadalah Kami mengutus kamu (Muhammad), melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam. (Qs. 21 Al Anbiyaa’ ayat 107).

Perhatikan juga beberapa firman Allah sebagai berikut :

Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis, kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang? (Qs. 67 Al Mulk ayat 3)

Dan Dia-lah Tuhan yang membentangkan bumi dan menjadikan gunung-gunung dan sungai-sungai padanya. Dan menjadikan padanya semua buah-buahan berpasang-pasangan, Allah menutupkan malam kepada siang. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan. (Qs. 13 Ar Ra’du ayat 3)

 Maha Suci Tuhan yang telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka maupun dari apa yang tidak mereka ketahui. (Qs. 36 Ya Sin ayat 36)

 

Mari kembali kita perhatikan skema di atas, ternyata 2 surat yang mewakili langit dan bumi, merupakan 2 surat yang bersebelahan (Qs. ke 52 Ath Thur dan Qs. 53 An Najm). Artinya bagi Allah, jarak antara langit dan bumi “teramat sangat dekat” bagaikan tak berjarak ! Dengan keterangan seperti ini, sangat mudah dipahami, bukanlah sesuatu hal yang sulit (bahkan teramat sangat mudah) bagi Allah untuk memperjalankan hamba termulianya (Muhammad saw) Isra’ Mi’raj dari Masjidil Haram melalui Masjidil Aqsha menuju ke singgasanaNya di Arsy.

 “Maha Suci (Allah), yang telah Memperjalankan hamba-Nya (Muhammad) pada malam hari dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa yang telah Kami Berkahi sekelilingnya** agar Kami Perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar, Maha Melihat”. (Qs. 17-Al Israa’ ayat 1).

Demikianlah, sedikit penjelasan tentang khasanah keilmuan numerik Al Quran yang terkandung pada lafadz Basmalah. Kami katakan sedikit, karena masih begitu banyak urain-uraian lain sekitar masalah ini. Namun kali ini, cukuplah beberapa uraian di atas dapat membuktikan betapa luasnya ilmu yang terkandung di dalam Basmalah.

http://www.belajarnumerikalquran.wordpress.com

Tentang darulqohar

KAMI PERKUMPULAN PENGAJIAN YANG MENGUPAS AL QUR'AN DARI SISI STRUKTUR DAN NUMERIK ( PARADIGMA NUMERIK DAN STRUKTUR AL QUR'AN )
Pos ini dipublikasikan di Uncategorized. Tandai permalink.

Tinggalkan komentar